Jumat, 08 April 2011

Analisis Kelayakan Usaha

1. Pendahuluan
Seorang investor yang baik tentunya tidak akan tergesa-gesa
melaksanakan gagasannya sebelum yakin tentang untung ruginya usaha yang
direncanakannya. Tindakan yang dilakukannya adalah mengadakan analisis
kelayakan usaha untuk meneliti apakah usaha yang direncanakan secara teknis,
ekonomis, dan komersial cukup menguntungkan untuk dilaksanakan. Hal ini
sering dilupakan dalam mendirikan suatu usaha kecil sehingga banyak
perusahaan kecil yang tidak berkembang bahkan gulung tikar.
Setiap timbulnya gagasan untuk mendirikan perusahaan akan selalu
timbul pertanyaan yaitu “Perusahaan apa ?”, “Berapa jenis usahanya ?”.
Pertanyaan tersebut merupakan suatu pertanyaan yang wajar  diajukan terutama
oleh pengusaha yang masih pemula. Sebab jika keliru memilih jenis usaha akan
dapat menyebabkan kesulitan atau bahkan kegagalan.

2. Kecenderungan Umum
Banyak faktor yang mendorong seseorang memilih jenis usaha tertentu.
Gejala-gejala umum yang sering terjadi dalam memilih jenis usaha adalah
kecenderungan seseorang untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan
ketrampilannya dengan maksud memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki.
Padahal, belum tentu semua itu cocok dan menguntungkan pada masa
mendatang. Artinya masih diperlukan banyak pertimbangan.
Kecenderungan lain yang acapkali berhasil adalah dengan menggunakan
kesempatan yang ada, atau mencoba menggali kebutuhan-kebutuhan yang
tersembunyi.
LePMA-LPBPWorkshop Selling and Financing

3. Proses Pemilihan Jenis Usaha
Proses pemilihan jenis usaha terdiri atas beberapa tahap melalui saringan
yang makin lama makin sempit. Untuk itu diperlukan pertimbangan
mendalam, biasanya dibuat evaluasi dengan kriteria yang telah
dikembangkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor yang menjadi alasan
pertimbangannya adalah sebagai berikut :
1. Faktor keuntungan
Jika setelah diperhitungkan ternyata tidak memberikan keuntungan
memadai, sebaiknya pilihan bersangkutan dibatalkan.
2. Faktor modal
Pelu dipertimbangkan kesesuaiannya antara modal yang dapat
disediakan dengan kebutuhan masing-masing jenis usaha yang
dipertimbangkan.
3. Persaingan
Pelu dipelajari situasinya yang bakal terjadi dan disesuaikan dengan
kemampuan menghadapinya baik dalam modal maupun pemasarannya.
4. Faktor pemasaran
Harus diteliti kemungkinan pemasaran dan prospek pemasarannya
diwaktu mendatang
5. Faktor manajemen
Faktor yang menjadi pertimbangan penting lainnya adalah bagaimana
bentuk pengelolaan yang paling sesuai dan bagaimana kemampuan kita
untuk mengelolanya. Hal ini sering diabaikan dalam mendirikan suatu
usaha kecil.
6. Faktor tenaga kerja
Yang juga perlu dipertimbangkan adalah tersedianya tenaga kerja yang
murah dan kemungkinan untuk memenuhinya baik jumlah, keahlian
maupun balas jasa.
LePMA-LPBPWorkshop Selling and Financing
7. Faktor risiko
Tingkat risiko yang bakal ditanggung perlu dipertimbangkan besarnya
kemampuan untuk menanggung dan imbangannya dengan keuntungan
yang akan diperoleh.

4.  Analisis Kelayakan Usaha (Aspek Ekonomi dan Keuntungan)
Dalam menganalisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek ekonomi dan
keuangan ialah dengan memperlihatkan jumlah dana yang dibutuhkan untuk
membangun dan untuk mengoperasikan perusahaan. Untuk membangun
dibutuhkan apa yang disebut dengan Modal Tetap yaitu untuk membiayai
kegiatan-kegiatan prainvestasi, pengadaan gedung, peralatan-peralatan dan
biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengadaan modal tetap.
Sedangkan daya yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan setelah
pembangunan disebut Modal Kerja. Langkah selanjutnya adalah melakukan
penghitungan biaya-biaya, laba yang diharapkan dan jangka waktu balik
modal/titik impas (break even point).
Faktor-faktor yang dipelajari dalam menganalisis kelayakan usaha
1. Membuat perkiraan hasil penjualan
Hasil penjualan = jumlah pembeli x daya beli
a. Memperkirakan jumlah calon pembeli :
10% - 20% dari jumlah penduduk (radius 500 – 1000m)
10% - 20% dari arus lalu lintas/pejalan kaki
b. Memperkirakan daya beli dari calon pembeli :
Rp. 10.000,00 / 25.000,00  untuk kelas bawah
Rp. 25.000,00/50.000,00 untuk menengah ke atas
Rp. 50.000,00/100.000,00 untuk menengah atas
Di atas Rp. 100.000 untuk kelas atas
2. Membuat perkiraan pencapaian Laba Kotor
LePMA-LPBPWorkshop Selling and Financing
15%          dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan optimis
17 – 18% dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan pesimis
3. Membuat perkiraan pencapaian Laba Bersih
5%  dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan optimis
2-3%  dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan pesimis
4. Membuat perkiraan modal kerja dan modal investasi
Modal kerja dibagi 2 yaitu :
1. Modal kerja berputar
Modal kerja berputar yaitu modal kerja berupa barang dagangan
yang akan dijual kepada pembeli. Besarnya modal kerja berputar
adalah sebesar hasil penjualan yang diharapkan
2. Modal kerja tetap (Fixed Equipment)
Modal kerja tetap yaitu modal kerja yang berupa barang dagangan
yang jumlahnya tetap dan harus selalu berada di dalam stok toko.
Standar besarnya modal kerja tetap adalah sebesar modal kerja
berputar. Sedangkan standar ideal besarnya modal kerja tetap
adalah dua kali besarnya modal kerja berputar.
Modal investasi :
a. Standar besarnya modal investasi adalah sebesar modal kerja berputar
b. Modal investasi yang lebih besar dari modal kerja berputar akan
memperpanjang pencapaian titik impas (BEP)
5. Menghitung pencapaian titik impas (BEP)
Waktu BEP = Modal Investasi + modal kerja       x 1 bulan
                      Laba bersih rata-rata  per bulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar